Ketimbang Hari Valentine, Rakyat Indonesia Lebih Layak Memperingati Peristiwa Ini Setiap 14 Februari

185

14 Februari selalu identik dengan hari valentine atau hari kasih sayang. Padahal, pada tanggal tersebut juga pernah terjadi satu peristiwa besar di Indonesia, tepatnya di Blitar, Jawa Timur, pada tahun 1945.

Saat itu, batalion Pembela Tanah Air (PETA) yang dipimpin pemimpin pleton atau Shodancho Soeprijadi melakukan pemberontakan terhadap pasukan Jepang.

Pemberontakan tersebut dilakukan karena prihatin dengan kesengsaraan rakyat Blitar yang saat itu berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Jepang. Kala itu, rakyat dikenakan kerja paksa (romusha), dan hasil pertaniannya diambil paksa. Apalagi perlakuan bejat ini juga ternyata dialami pula oleh tentara PETA yang dibentuk Jepang.

Buah dari pemberontakan itu, sejumlah tentara Jepang terbunuh. Sementara pasukan yang dipimpin Soeprijadi berhasil melarikan diri dan membawa banyak perlengkapan dan logistik Jepang. Beberapa di antaranya adalah senjata Arisaka dan senapan mesin Type 99.

Sayang, aksi ini tidak menyebar ke batalion lain karena adanya langkah antisipasi komando Tentara Jepang yang terpusat, dan mengirim tentara PETA yang masih setia untuk memburu Soeprijadi dan pengikutnya.

Perburuan tersebut pun membuat sebanyak 68 orang anggota PETA yang memberontak berhasil ditangkap. Selain itu, 8 orang dihukum mati, dan 2 orang dibebaskan.

Adapun Soeprijadi tidak ditemukan sampai hari ini, dan menimbulkan banyak spekulasi. Ada yang berspekulasi bahwa Soeprijadi tewas dalam pertempuran 14 Februari. Ada juga yang menyebut kemungkinan bahwa dia berhasil ditangkap dan dibunuh di tempat. Yang pasti, tak ada yang tahu dengan pasti bagaimana nasib Soeprijadi.

(***)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here