4 September menjadi salah satu tanggal bersejarah bagi muslimah di seantero dunia. Sebab pada tanggal ini, para muslimah memperingati Hari Solidaritas Hijab Internasional.
Hari Solidaritas Hijab Internasional diperingati Federasi Organisasi Islam Eropa untuk mengenang peristiwa kematian Marwa el Sharbini, seorang ibu rumah tangga, yang dibunuh ketika hendak memberikan kesaksian atas penghinaan yang dialaminya karena menggunakan hijab pada tahun 2009.
Peristiwa pembunuhan itu juga berbarengan dengan keputusan Pemerintah Prancis dan negara lainnya untuk melarang penggunaan hijab di wilayah eropa.
Pada masa itu, para muslimah mulai dari anak-anak hingga dewasa tak diperkenankan mengenakan hijab, dan diancam dengan sanksi berat. Seperti di Turki, yang mengancam tidak akan memberikan perawatan medis kepada mereka yang mengenakan simbol muslimah ini. Adanya kebijakan kejam tersebut membuat masyarakat dunia marah dan melancarkan aksi protes.
Sebenarnya, peringatan Hari Solidaritas Hijab Internasional pertama kali dilakukan di Inggris. Kala itu, pemerintah membuat sebuah konferensi yang menghadirkan Syeikh Yusuf Al Qardawi, Prof Tariq R.
Konferensi yang muncul akibat adanya protes masyarakat dunia ini juga diikuti sebanyak 300 delegasi, yang berasal dari 102 organisasi Inggris International dan 35 negara lainnya. Konferensi inilah yang mencetuskan Hari Solidaritas Hijab Internasional (IHSD).
Sejak saat itu, banyak negara yang mulai memperingati momen bersejarah kemenangan muslimah berhijab dengan berbagai cara.
Lewat catatan ini, bisa terbaca bahwa kondisi muslimah di Indonesia sangat beruntung karena tak pernah mendapati kebijakan kejam dari pemerintah. Namun, bukan berarti muslimah Indonesia tak pernah ikut memperingatinya.
Nah, apakah muslimah Indonesia akan tetap melakukan kegiatan peringatan Hari Solidaritas Hijab Internasional pada masa pandemi ini? Kita lihat saja.
(***)
